
Kontroversi kembali mewarnai dunia sepak bola Italia, kali ini melibatkan Juventus yang dipaksa bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-60 dalam laga penting setelah unggul 0-1 atas lawannya. Keputusan wasit yang merujuk pada tayangan VAR memicu kemarahan fans Bianconeri, yang menilai keputusan tersebut tidak adil dan merugikan tim mereka secara signifikan.
Laga yang berlangsung sengit itu menunjukkan dominasi awal dari Juventus. Gol cepat pada babak pertama memberi keunggulan 0-1 bagi si Nyonya Tua. Namun segalanya berubah ketika pada menit ke-60, wasit memutuskan untuk mengeluarkan kartu merah kepada salah satu pemain Juventus setelah meninjau insiden melalui VAR. Keputusan ini langsung memicu reaksi keras dari para pemain, staf pelatih, hingga suporter Juventus di seluruh dunia.
Banyak yang menilai bahwa keputusan tersebut terlalu berlebihan dan tidak sepadan dengan pelanggaran yang terjadi. Juventus pun harus bertahan dengan 10 pemain sepanjang sisa pertandingan. Tim lawan memanfaatkan situasi ini dengan meningkatkan tekanan demi membalikkan keadaan. Upaya mereka mencuri kemenangan dari Juventus terlihat jelas, dengan intensitas serangan yang terus meningkat setelah insiden VAR.
Pelatih Juventus dalam konferensi pers menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan tersebut, menyebutnya sebagai “cara yang tidak sportif untuk mencoba mencuri kemenangan”. Ia juga menyoroti pentingnya konsistensi dan keadilan dalam penggunaan teknologi VAR, yang seharusnya membantu, bukan merugikan.
Pertandingan ini sekali lagi menegaskan bahwa VAR masih menjadi perdebatan panas di sepak bola modern. Meski tujuannya untuk menciptakan keadilan, pelaksanaannya masih sering menuai kontroversi, terutama saat keputusan krusial mempengaruhi hasil laga. Juventus merasa dicurangi, dan suporter mereka pun menuntut kejelasan serta keadilan yang lebih transparan di lapangan hijau.
Ingin saya bantu membuat versi thumbnail YouTube atau caption sosial media untuk berita ini?
Be the first to comment